Riwayat Hidup Santo Pius X

Perjalanan hidup Santo Pius X dari kecil sampai dewasa dan menjadi seorang pemimpin Katholik seluruh dunia dan kemudian dinobatkan sebagai 'Santo' atau 'Kudus' oleh Gereja Katholik

Sejarah pertumbuhan Gereja Katolik St Pius X Karangnyar

Perkembangan gereja Katolik Santo Pius X Karanganyar.....

Jadwal Misa Paroki

Jadwal Misa Paroki Santo Pius X Karanganyar

Jumat, 31 Mei 2013

St. Antonius Padua, keledai, dan Sakramen Maha Kudus



Di Tolosa, St Antonius dari Padua berdebat sengit dengan seorang penganut bidaah yang tegar hati mengenai Sakramen Ekaristi yang mendatangkan keselamatan. Akhirnya, penganut bidaah tersebut berkata:

“Marilah kita akhiri perdebatan ini dan berpegang pada fakta yang ada. Jika engkau, Antonius, dapat membuktikan bahwa dalam Ekaristi, betapapun tersembunyinya, terdapat Tubuh Kristus, aku bersedia mengingkari segala macam bidaah apapun dan menyerahkan diri pada iman Katolik.”
St Antonius menjawab dengan penuh iman, “Aku percaya pada Juruselamatku Yesus Kristus, bahwa demi pertobatanmu dan pertobatan orang-orang lainnya, atas belas kasihan-Nya, aku akan mendapatkan apa yang engkau minta.”

Penganut bidaah tersebut berdiri; dengan gerakan tangannya ia meminta kepada orang banyak yang menyaksikan adu argumentasi agar tenang. Lalu, katanya, “Dengarkan baik-baik, kalian semua! Aku akan mengurung keledaiku selama tiga hari dan membiarkannya kelaparan. Setelah tiga hari itu, di hadapan orang banyak, aku akan menggiringnya keluar dan memperlhatkan kepadanya setumpuk jerami segar. Sebaliknya, engkau akan memperlihatkan kepadanya apa yang kalian yakini sebagai Tubuh Kristus. Jika keledai yang kelaparan itu, tidak menghiraukan jerami segar, melainkan bergegas menyembah Tuhan-mu, maka aku akan dengan segenap hati percaya pada iman Gereja.” St Antonius segera menyanggupi tantangan tersebut.
Hari yang dinanti-nantikan itu pun tibalah. Orang banyak datang berduyun-duyun memenuhi alun-alun kota. St Antonius datang bersama serombongan umat beriman. Penganut bidaah itu juga datang bersama serombongan pendukungnya. Orang kudus kita memasuki kapel terdekat, merayakan Misa Kudus dengan amat khusuk. Selesai perayaan, St Antonius keluar di mana orang banyak telah menunggu. Dalam tangannya, ia membawa Tubuh Kristus dengan sangat hormat.

Sementara itu, keledai yang lapar digiring keluar dari kandangnya dan kepadanya diperlihatkan jerami yang menggugah selera. Dengan penuh iman kepercayaan, St Antonius berkata kepada si keledai, “Demi nama Sang Pencipta, yang, walau tak pantas, aku bawa dalam genggaman tanganku, aku perintahkan kepadamu, hai keledai, segeralah datang mendekat, dan dengan kerendahan hati, tunjukkanlah sembah sujud yang pantas bagi Pencipta-mu, agar orang-orang sesat dapat belajar dari peristiwa ini bahwa setiap ciptaan haruslah sujud menyembah Tuhan, sementara Ia ada dalam genggaman imam di atas altar.”

Baru saja St Antonius menyelesaikan perkataannya ketika sang keledai, sama sekali tak mengindahkan jerami segar, berlutut serta menundukkan kepalanya dalam-dalam ke tanah, berlutut di hadapan Sakramen Tubuh Kristus yang hidup.

Umat beriman dipenuhi sukacita yang meluap, para penganut bidaah dan orang-orang yang tidak percaya merasa kecewa dan malu. Tuhan dipuji dan disembah, iman Katolik dihormati dan dijunjung tinggi, kekejian ajaran sesat dipermalukan dan dikutuk dengan kutuk abadi. Penganut bidaah itu pun mengingkari ajaran bidaahnya di hadapan mereka semua yang hadir, dan sejak saat itu ia taat pada perintah Gereja Katolik yang kudus.
Sumber:
http://www.indocell.net/yesaya/id812.htm

Hari Raya "TUBUH DAN DARAH KRISTUS"

PAUS MERAYAKAN "TUBUH DAN DARAH KRISTUS" : KITA TIDAK BOLEH TAKUT AKAN SOLIDARITAS DALAM GEREJA DAN MASYARAKAT

Komuni (dalam arti hubungan antar invidu Kristiani dan Gereja-red) dan berbagi adalah kata kunci Kekristenan dan menjadi fokus amanat Paus Fransiskus di depan Basilika Latheran Roma.

Di dalam Gereja sperti juga di dalam masyarakat, satu kata yang tidak boleh ditakuti adalah solidaritas, sebuah kata yang bukan kata favorit dalam sekularisme.

Yesus memberkan lagi diri-Nya kepada kita melalui Ekaristi di malam ini, Ia membagi jalan kita, bahkan mengubah diri_nya menjadi makanan, makanan riil yang menopang hidup kita, bahkan saat hidup kita sulit dan memperlambat perjalanan kita." kata Paus Fransiskus dalam misa peringatan Tubuh dan Darah Kristus.

Dalam Ekaristi, Tuhan membawa kita mellaui jala-Nya, jalan pelayanan, berbagi, memberi. Jika kita membagikan apa yang kita punya meski sedikit dan sekecil apapun dari diri kita, maka kita akan menemukan dirikita kaya, karena kuasa Allah, kekuatan kasih yang membungkus kepapaan kita dan mengubahnya.

Paus menekankan betapa pentingnya hal itu, "belajar membuat apa yang kita punya ( dengan kata lain pemberian sederhana kita) tersedia bagi Allah, karena hanya dengan berbagi dan memberi membuat hdup kita menjadi penuh rencana dan menghasilkan. " Paus lalu menyinggung tentang kisah Yesus memberi makan lima ribu orang.

"Reaksi para murid melihat ribuan orang mengikuti, mendengarkan Yesus hingga hari menjelang malam, adalah menyuruh mereka pergi dan membiarkan mereka mencari makannya sendiri-sendiri." kata Paus., merujuk kembali pada Injil, "Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini." ( Luk 9:13) jawab para murid kepada Yesus.

" Berapa sering kita sebagai orang Kristiani merasakan godaan ini! Kita mengabikan kebutuhan orang lain, membiarkan mereka pergi dengan ucapan yang patut disayangkan. "Semoga Allah menolongmu", karena saya tidak bisa melihatmu" " Tetapi Yesus mengejutkan para murid dengan memberi mereka solusi yang benar-benar lain : "Kamu harus mereka makan!"

" Hal itu bisa memerlukan lebih dari satu setengah tahun upah" jawabnya. "Apakah kita akan pergi dan menggunakan begitu banyak uang untuk membeli roti dan memberikannya pada mereka untuk makan?" Tetapi Yesus tidak menyerah, Ia perintahkan para murid untuk membuat orang-orang itu duduk berkelompok kira-kira 50 orang, dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. "Ini adalah saat komuni yang besar : dahaga orang-orang itu dipenuhi oleh Sabda Tuhan, rasa lapar mereka dipuaskan oleh Roti yang Hidup. Dan semua orang senang." demikian ungkap Paus.

Jumat, 24 Mei 2013

Puisi Romo


Puisi Romo

aku mendamba Romo yang penuh kasih
- bukan yang pilih kasih
aku mendamba Romo yang bajunya kadang kekecilan, kadang kegedean
itu berarti pemberian umat
sebagai tanda cinta, tanda hormat

aku mendamba Romo, yang galak tapi sumanak
KAKU PADA DOGMA, TAPI LUCU KALA CANDA
yang lebih sering memegang rosario
dibandingkan bb warna hijau
aku mendamba Romo yang lebih banyak mendengar
dibandingkan berujar

aku mendamba Romo yang menampung air mataku
- tanpa ikut menangisi
yang mengubah putus asa menjadi harapan
yang MENGAJARKAN RITUAL SEKALIGUS SPIRITUAL 

duuuuh, damba dan inginku banyak, banyak sekali
tapi aku percaya tetap terpenuhi
karena Romoku mau dan mampu selalu memberi
- inilah damba dan doaku, Romoku

eee, masih ada satu lagi
SEKALI MENGENAKAN JUBAH, JANGAN BERUBAH
jangan pernah mengubah, walau godaan mewabah
bahkan sampai ada laut terbelah
kenakan terus jubahmu
itulah khotbah yang hidup
agar aku bisa menjamah
seperti perempuan Samaria pada Yesus Allah Tuhanku

aku mendamba Romo yang menatapku kalem
bersuara adem
"Berkah Dalem ..."

Karya: Arswendo Atmowiloto

Minggu, 12 Mei 2013

Injil Hari Minggu Paskah VII


Injil Minggu Paskah VII, 12 Mei 2013.

Yoh 17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;

Yoh 17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Yoh 17:22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:

Yoh 17:23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Yoh 17:24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Yoh 17:25 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;

Yoh 17:26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."

Kamis, 09 Mei 2013

Selamat Hari Raya Kenaikan Isa Al-Masih

“Perubahan Menyeluruh”

Dari beberapa macam “kenaikan”, entah itu kenaikan jabatan, kenaikan kelas, kenaikan harga ataupun kenaikan-kenaikan lainnya tentu memiliki arti yang sangat khusus bagi yang mengalaminya. Di sisi lain, “kenaikan” sudah tentu diikuti dengan munculnya sebuah perubahan.
Selain itu, sebagai bentuk ucapan rasa syukur dari suatu “kenaikan” selalu diwarnai dengan berbagai kegiatan. Ada yang merayakan dengan cara berpesta, ada yang merayakan dengan mengadakan upacara keagamaan, ada yang merayakan dengan meditasi, dan msaih banyak lagi.
Hari ini umat Katholik merayakan sebuah “kenaikan”. Tepatnya hari Kenaikan Isa Al-Masih. Sama seperti moment kenaikan-kenaikan lainnya, Kenaikan Isa Al-Masih juga dirayakan dan tentunya ditandai dengan sebuah perubahan. Perubahan secara menyeluruh tidak hanya pada jasmani tetapi juga rohani. Kenaikan Isa Al-Masih adalah peristiwa reinkarnasi kedua setelah peristiwa natal. Ketika pada peristiwa Natal, Allah menjadi manusia sedangkan pada peristiwa Kenaikan Isa Al-Masih moment itupun dibalik. Manusia diangkat dan diubah dalam wujud Allah. Sebuah peristiwa totalitas perubahan yang luar biasa!
Sebagai orang nasrani, kiranya merayakan “kenaikan” ini tidak hanya pada merayakan atau mengikuti upacara di gereja. Kaum nasrani diajak untuk ikut berpartisipasi dalam tugas perutusan “kenaikan”. Kaum nasrani mesti memaknai peristiwa ini lebih dari sebuah “kenaikan” biasa.
Memaknai “kenaikan” hendaknya ditandai dengan kepedulian kepada sesama, kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan yang lebih luas tentunya kepedulian terhadap kondisi negara dan bangsa. Tentu hal ini tidak mudah. Tidak seperti kita membalik telapak tangan dan mengharapkan perubahan. Kita hendaknya mengikuti teladan Isa Al-Masih yang secara totalitas percaya dan menyerahkan diri kepada Allah untuk diubah.