Jumat, 31 Mei 2013

St. Antonius Padua, keledai, dan Sakramen Maha Kudus



Di Tolosa, St Antonius dari Padua berdebat sengit dengan seorang penganut bidaah yang tegar hati mengenai Sakramen Ekaristi yang mendatangkan keselamatan. Akhirnya, penganut bidaah tersebut berkata:

“Marilah kita akhiri perdebatan ini dan berpegang pada fakta yang ada. Jika engkau, Antonius, dapat membuktikan bahwa dalam Ekaristi, betapapun tersembunyinya, terdapat Tubuh Kristus, aku bersedia mengingkari segala macam bidaah apapun dan menyerahkan diri pada iman Katolik.”
St Antonius menjawab dengan penuh iman, “Aku percaya pada Juruselamatku Yesus Kristus, bahwa demi pertobatanmu dan pertobatan orang-orang lainnya, atas belas kasihan-Nya, aku akan mendapatkan apa yang engkau minta.”

Penganut bidaah tersebut berdiri; dengan gerakan tangannya ia meminta kepada orang banyak yang menyaksikan adu argumentasi agar tenang. Lalu, katanya, “Dengarkan baik-baik, kalian semua! Aku akan mengurung keledaiku selama tiga hari dan membiarkannya kelaparan. Setelah tiga hari itu, di hadapan orang banyak, aku akan menggiringnya keluar dan memperlhatkan kepadanya setumpuk jerami segar. Sebaliknya, engkau akan memperlihatkan kepadanya apa yang kalian yakini sebagai Tubuh Kristus. Jika keledai yang kelaparan itu, tidak menghiraukan jerami segar, melainkan bergegas menyembah Tuhan-mu, maka aku akan dengan segenap hati percaya pada iman Gereja.” St Antonius segera menyanggupi tantangan tersebut.
Hari yang dinanti-nantikan itu pun tibalah. Orang banyak datang berduyun-duyun memenuhi alun-alun kota. St Antonius datang bersama serombongan umat beriman. Penganut bidaah itu juga datang bersama serombongan pendukungnya. Orang kudus kita memasuki kapel terdekat, merayakan Misa Kudus dengan amat khusuk. Selesai perayaan, St Antonius keluar di mana orang banyak telah menunggu. Dalam tangannya, ia membawa Tubuh Kristus dengan sangat hormat.

Sementara itu, keledai yang lapar digiring keluar dari kandangnya dan kepadanya diperlihatkan jerami yang menggugah selera. Dengan penuh iman kepercayaan, St Antonius berkata kepada si keledai, “Demi nama Sang Pencipta, yang, walau tak pantas, aku bawa dalam genggaman tanganku, aku perintahkan kepadamu, hai keledai, segeralah datang mendekat, dan dengan kerendahan hati, tunjukkanlah sembah sujud yang pantas bagi Pencipta-mu, agar orang-orang sesat dapat belajar dari peristiwa ini bahwa setiap ciptaan haruslah sujud menyembah Tuhan, sementara Ia ada dalam genggaman imam di atas altar.”

Baru saja St Antonius menyelesaikan perkataannya ketika sang keledai, sama sekali tak mengindahkan jerami segar, berlutut serta menundukkan kepalanya dalam-dalam ke tanah, berlutut di hadapan Sakramen Tubuh Kristus yang hidup.

Umat beriman dipenuhi sukacita yang meluap, para penganut bidaah dan orang-orang yang tidak percaya merasa kecewa dan malu. Tuhan dipuji dan disembah, iman Katolik dihormati dan dijunjung tinggi, kekejian ajaran sesat dipermalukan dan dikutuk dengan kutuk abadi. Penganut bidaah itu pun mengingkari ajaran bidaahnya di hadapan mereka semua yang hadir, dan sejak saat itu ia taat pada perintah Gereja Katolik yang kudus.
Sumber:
http://www.indocell.net/yesaya/id812.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar