Tata Penggembalaan

Sebuah Pendasaran

Sebagai bagian dari Gereja Keuskupan Agung Semarang, paroki St. Pius X Karanganyar juga merupakan sebuah paguyuban umat beriman. Paguyuban ini disatukan atas dasar kesatuan Bapa, Putra dan Roh Kudus. Persatuan dengan Allah ini menjadi dasar sekaligus tujuan dan sumber hidup dari seluruh umat. Maka paguyuban ini dipanggil untuk semakin terlibat dalam keselamatan yang bersumber pada kesatuan Allah Tritunggal. Dalam panggilan tersebut,  seluruh umat ikut serta dan ambil bagian dalam tugas perutusan Gereja untuk mewartakan dan menghadirkan persekutuan hidup ilahi di tengah umat manusia.
Sejalan dengan kesatuan bersama seluruh umat Allah Keuskupan Agung Semarang, umat Paroki St. Pius X Karanganyar juga menyadari tugasnya untuk menghadirkan misteri keselamatan yang bersumber dari Allah Tritunggal. Umat Paroki St. Pius X juga hendak mewujudkan dan mengembangkan persekutan paguyuban-paguyuban yang terbuka, bersahabat, saling mengasihi secara tulus, dan mengutamakan yang kecil lemah miskin dan tersingkir.
Tugas dan panggilan Gereja tersebut dilaksanakan secara nyata dalam berbagai bidang: liturgi dan peribadatan, pewartaan, kemasyarakatan, atau bidang paguyuban dan tata organisasi. Walau ada banyak macam fungsi, kharisma dan karunia didalam Gereja, semua warga bermartabat sama sebagai murid dan sahabat Kristus berkat sakramen Baptis, Penguatan dan Ekaristi. Maka, untuk menterjemahkan penghayatan akan jiwa paguyuban tersebut, digagas, disusun, dan dikembangkan suatu tata penggembalaan umat beriman. Sifat dan jiwa paguyuban tersebutmenjadi nyata dalam keterlibatan setiap anggota umat Paroki dalam segala bentuknya. Maka, di Paroki St. Pius X Karangnyar juga diusahakan sebuah tata penggembalaan yang melibatkan, mengembangkan, dan memberdayakan seluruh umat. Ini semua menjadi sebuah tanda dan saran keterlibatan semakin banyak umat dalam melaksanakan panggilan dan tugas perutusan umat Allah.

Sejarah tata penggembalaan paroki
1. Sejak dimulai ada pelayanan seorang imam
     Dari penuturan sesepuh yang saat ini masih "sugeng", umat Katholik Karanganyar mulai ada tahun 1935 dengan hadirnya bapak FS. Wignyo Sumarsono di Jumantono. Baptisan pertama tahun 1941 yaitu keluarga Bapak Slamet Hardjo Panambang, sedang mulai dilayani oleh seorang imam dari Paroki St. Antonius Purbayan oktober 1948. Saat itu romo yang melayani adalah Romo Daruwendo, SJ.

2. Mulai imam menetap
    Tahun 1965 Romo F. Leber, SJ muali menetap di karanganyar dan beliau berhasil membangun Pasturan dan membentuk pengurus Dewan Paroki yang diketuai oleh Bp. I. Sudadi. Pada saat paroki Karanganyar digembalakan oleh Romo WB. Kastawa,SJ. Romo beserta umat berhasil mewujudkan sebuah gedung Gereja dan diresmikan pada tanggal 17 Desember 1978.

3. Mulai dilayani dua imam
    Sejak Paroki Karanganyar berdiri, Paroki Karanganyar dilayani oleh setengah imam, artinya satu imam melayani dua Paroki yaitu Paroki Karanganyar dan Paroki Jumapolo. Saat itu pelayanan perayaan Ekaristi di Gereja Karanganyar dilaksanakan pada hari Minggu pukul 07.00, kecuali minggu ketiga, tidak ada perayaan Ekaristi tapi ada ibadat sabda dengan komini yang dipimpin prodiakon. Misa harian kadang-kadang ada, kadang-kadang tidak.
   Sejak Paroki Karanganyar digembalakan oleh Romo F. Yuswariyana, SJ, Perayaan Ekaristi diadakan setiap minggu. Tahun 1993 Paroki Karangnyar mulai dilayani 2 imam dengan hadirnya Romo AM. Supranowo,Pr. Antara tahun 1992-1998, sebagai Romo Kepala Paroki adalah Romo F.Yuswariyana, SJ.
Antara tahun 1998-1999, Romo Kepala Paroki adalah Romo Edy Winarto, SJ. Beliau dibantu oleh Romo Al. budi Purnomo, Pr, yang menggantikan Romo FX.suhanto , Pr dan Romo J.Stormesand,SJ.

4. Mulai diserahkan kepada diosesan
    Paroki Karanganyar pada Juli 1999 diserahkan penggembalaannya dari Romo Yesuit kepada Romo-Romo Diosesan. Penyerahan dilaksanakan oleh Romo Edy Winarto, SJ kepada Keuskupan yang waktu itu diwakili oleh Vikjen KAS Romo J. Pujo Sumartono,Pr. Romo P.Sajiyana,Pr Sebagai Romo Kepala Paroki mulai Agustus 1999.

Perkembangan dan dinamika

  1. Dewan Paroki
    • Sejarah Dewan Paroki
      • Sejak awal mula para Romo yang bertugas di Paroki St. Pius X Karanganyar selalu melibatkan umat dalam penggembalaannya. Keterlibatan umat antara lain terwujud dalam bentuk Dewan Paroki yang mulai dibentuk tahun 1965 oleh Romo F. Leber, SJ.
    • Peran Dewan Paroki
    • Pola Penggembalaan Umat
  2. Tim Kerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar